sunyi dalam pikirku terbakar
kenyataan dan harapan memilih jalan masing-masing
taman telah menjadi semak belukar
kelelahan menahun membuat lubang hitam hati
tetes air mataku tak lagi jatuh ke lantai
aku berperisai tekad
pedangku adalah keinginan bebas
kuayun kepada siapapun menghadang
untuk yang telah berjalan bersamaku
: maafkan!
--------
(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar