di dermaga kapal lalu-lalang
membuang sauh membongkar muatan
suara air adalah kawan sejati
kita berlayar menempuh tujuh samudera
pada badai dan ombak tangan bergenggaman
tiang-tiang kapal patah dengan tali yang menyambar
pekat malam dengan gelombang besar
di pesisir kapal bersandar
sepoi angin dan bunyi camar menemani
mengapa matamu menatap ke laut biru?
aku menjadi musafir di dalam kapalku!
--------
(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar