Sabtu, 28 Mei 2011

YANG MENDERA

sebuah lilin kehilangan redup sinar terakhirnya
pekat menjadi gambaran sekeliling
bersimpuh pada tilam aku kembali ke masa silam

hari-hariku penuh langkah dengan tangan terulur
untaian ungkapan rindu mengalir pada berbagai waktu

di manakah kamu?

hatiku mengambang di permukaan awan
menanti dengan resah mengalirnya hujan
tapi tak juga kudapati senyummu

kutempuh jalan setapak menembus hutan
pada pendakian terjal
tak ada tanganmu meraihku

di manakah kamu?

aku lelah
aku berlari di padang tandus
aku bagai merindukan bulan biru
terlalu tajam rasa ini menggores sukma
patah asaku

kini aku enggan menengok
telah terbentang masa ke depan
berkawan penat aku siap melangkah lagi
walau harus kuakui
terbersit niatku
menempatkan sebilah pisau tepat di antara kedua belah matamu!

--------

(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar