Rabu, 08 Juni 2011

GELAGAT

di dermaga kapal lalu-lalang
membuang sauh membongkar muatan
suara air adalah kawan sejati


kita berlayar menempuh tujuh samudera
pada badai dan ombak tangan bergenggaman
tiang-tiang kapal patah dengan tali yang menyambar
pekat malam dengan gelombang besar

di pesisir kapal bersandar
sepoi angin dan bunyi camar menemani

mengapa matamu menatap ke laut biru?
aku menjadi musafir di dalam kapalku!

--------

(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar