ada kuda di sana!
berlari kita bertanya kepada pemiliknya
seandainya saja kita bisa menunggangnya
udara dingin pegunungan
menjadi penguat bagi kehangatan kita
berjalan di aspal sepi
menatap alam dengan kesederhanaan yang tangguh
aku terperosok di parit
kakiku luka
kau menatap dingin
kekasihku,
manusia adalah gading
rapuh dan lemah pada keinginan
kesadaranku terlambat setelah aku berpaling
kau tak memaafkan!
sejuta kataku menjadi limbahmu
tanah serasa runtuh dengan penolakanmu
seandainya kusanggup memutar waktu
takkan terjadi apa-apa yang menggores lukamu
masih dalam harapku terbuka pintumu
memukul diri adalah rangkaian keseharian
tak sanggup aku menerima sorot tajammu
seandainya memang patah
jiwaku menyerah
semoga kau mendapatkan yang lebih baik lagi!
--------
(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar