Sabtu, 28 Mei 2011

PATAH

hujan di luar, kataku
jalan dan lingkungan basah
semua berlarian menghindari
pandangan di jendela menjadi kabur

ada bagian atap yang meneteskan air satu-satu
kuletakkan wadah menampungnya
bunyi jatuhnya adalah lagu sedih

kucoba mencari kesibukan
di ruang tamu
di kamar tidur
di semua sudut rumah
ternyata hujan di dalam lebih deras
meluapkan air kerinduan yang tak berujung

kualihkan pandangku
tapi tak bisa
gapaian silam adalah kisah tak tergantikan
di mimpiku kita berpelukan

aku membaca dan membaca
mata dan hati ternyata memiliki alur tak sama
bagimu mata lebih banyak berbicara
bagiku hati adalah ukuran utama
jangkauan pandang menjadi berbeda

kita telah menjauh
catatan harianku masih berisikan kamu
tak lebih dari sebuah pandangan jendela kabur ketika hari hujan
harapku membentur dinding
menyisakan sobekan panjang berdarah pada hati

aku masih ingin...

--------

(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar