Rabu, 08 Juni 2011

ANTARA II

sunyi dalam pikirku terbakar
kenyataan dan harapan memilih jalan masing-masing
taman telah menjadi semak belukar


kelelahan menahun membuat lubang hitam hati
tetes air mataku tak lagi jatuh ke lantai

aku berperisai tekad
pedangku adalah keinginan bebas
kuayun kepada siapapun menghadang

untuk yang telah berjalan bersamaku
: maafkan!

--------

(puisi ini saya buat atas permintaan seorang teman)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar